image1 image2 image3

HELLO FREEDIVERS|WELCOME TO FREEDIVER INDONESIA|SHARING IS CARING|RESPECT EACH OTHER

20 Prosedur Keselamatan dalam melakukan kegiatan Freediving

Never Ever Freedive Alone, Always Freedive with a Buddy
1) Jangan pernah melakukan Freediving sendirian dan pilihlah buddy/partner yang tepat
Never Ever Freedive Alone, Always Freedive with a Buddy
System Buddy
• Saat melakukan Penyelaman - Jangan pernah menyelam secara bersamaan dengan buddy Anda, saling menjaga dan menyelam secara bergantian.
• Tali sebagai garis penyelaman - Penyelam keselamatan (safety diver) atau buddy harus selalu mengawasi tali penyelaman serta harus selalu memperhatikan sang penyelam setiap saat.
• Buddy/Partner - Seorang buddy harus mampu menyelamatkan penyelam dari kedalaman, seorang buddy harus mampu menyelam hingga kedalaman yang dibutuhkan (minimal 10 meter) dan harus sepenuhnya terlatih dalam prosedur penyelamatan, CPR dll
• Mengetahui Titik Pertemuan Penyelaman - Tujuannya adalah agar buddy (safety diver) dapat menjangkau serta bertemu dengan freediver dan mengawalnya - Face to Face (bertatapan muka) agar dapat melewati titik yang paling berbahaya bagi sang penyelam - yaitu antara kedalaman 10 meter hingga menuju permukaan. Kedalaman di mana mereka akan bertemu harus setara antara kedalaman yang mampu dicapai oleh buddy sang freediver namun tidak lebih dari 15 meter. Dalam semua penyelaman, buddy bertanggung jawab untuk menghitung waktu sang penyelam dan dia harus mulai menyelam pada pertengahan dari waktu yang sanggup dicapai oleh penyelam. Contoh : Sang penyelam dapat mencapai kedalaman maksimalnya dengan durasa 30 detik, maka 15 detik setelah sang penyelam menyelam kebawah, sang penyelam keselamatan (buddy) harus sudah mulai menyelam kebawah untuk bertemu dan mengawal sang penyelam hingga mencapai permukaan.
• Setiap kegiatan penyelaman yang melebih dari 30 meter maka dibutuhkan satu set SCUBA yang siap-siaga dalam mengatasi pengangkatan atau penyelamatan yang telah terlatih atau juga menggunakan lanyard (tali pengaman yang diikatkan di tangan freediver ke tali penyelaman). Kondisi laut/danau yang berbeda-beda akan membutuhkan pengawasan buddy dengan selang waktu yang lebih sering.

2) Jangan pernah melakukan Freedive setelah kegiatan Scuba Dive
Resiko Dekompresi
• Kumpulan Nitrogen yang tersisa di dalam pembuluh darah setelah kegiatan Scuba dapat menyebabkan penyakit dekompresi saat gelembung-mikro mengalamai rekompresi dan membesar pada saat mereka melakukan surfacing (menuju ke atas) yang cepat selama kegiatan freediving yang berkelanjutan. Mereka yang memiliki PFO berada dalam kategori memiliki risiko yang lebih tinggi.
• Tunggu minimal 12 jam setelah kegiatan Scuba sebelum Anda melakukan kegiatan freediving.

3) Jangan pernah memaksakan 'melebihi' fleksibilitas gendang telinga Anda
Lakukan equalize (pemerataan) hanya pada saat melakukan penyelaman saja (sesering mungkin sekitar setiap 1-3 meter tergantung dari kemampuan telinga setiap freediver). Jangan pernah memaksakan equalize jika kesulitan dalam melakukan equalize. Jangan pernah melanjutkan penyelaman setelah gagal melakukan equalize - segera batalkan penyelaman! Jangan pernah melakukan equalize pada saat naik.
• Sebuah nose clip (penjepit hidung), yang digunakan harus dilepaskan pada saat mencapai permukaan.
"'Arogansi' misalnya 'Saya harus mampu mencapai kedalaman 40 meter'. Saya berhasil menyelam sampai 35 meter dan berhasil equalize, tetapi tidak dapat melakukan equalize pada keladaman 38 meter dan masih tetap terus mencoba untuk mencapai kedalaman 40 meter dimana kedalaman 40 meter tampak begitu dekat dan Anda merasakan perbedaan tekanan berkurang. Ini adalah proses menipu diri sendiri dan tak lain ini adalah tindakan beresiko terhadap fleksibilitas gendang telinga Anda. Jika Anda salah menebak, hasilnya dapat memecahkan gendang telinga dengan resiko; vertigo yang ekstrim dan mual"

4) Selalu menggunakan pemberat sesuai dengan buoyancy (titik apung) Anda
• Sangatlah berbahaya jika mengalami kelebihan beban. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam melakukan equalize pada saat melakukan penyelaman karena terlalu cepat dan pada saat surfacing dapat menyebabkan pemborosan pengeluaran tenaga yang sia-sia karena kelebihan beban.
Aturan praktis yang baik adalah untuk selalu mencapai netral buoyancy (titik apung netral) pada kedalaman 10-12 meter.

5) Sebelum melakukan kegiatan menyelam buatlah rencana penyelaman lengkap secara bersama-sama dan selalu memperkirakan kondisi laut
• Sangatlah penting bagi setiap penyelam untuk selalu mengikuti tali penyelaman yang telah disediakan saat melakukan penyelaman, mengetahui secara pasti apa yang dilakukan oleh setiap penyelam lainnya selama kegiatan penyelaman ini. Termasuk juga pemanasan (warm-up), kedalaman penyelaman atau berapa dalam penyelaman yang akan dilakukan, selalu memberitahu buddy saat akan menyelam kebawah, berapa kali penyelaman yang ideal, kecepatan penyelam, buddy yang selalu mengawasi dan masih banyak lagi.
• Siapa yang melakukan penyelamatan dan untuk siapa dan kapan? Selalu memperhatikan siapa yang melakukan penyelaman selanjutnya dan siapa yang mengawasi sebagai buddy dan kapan penyelaman akan dilakukan.
• Apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat?
• Kondisi laut akan sangat mempengaruhi penyelaman dan keselamatan antara lain, kejernihan air, temperatur air, gelombang besar, jarak dari pantai dan kondisi permukaan air.
• Arus merupakan salah satu faktor paling penting yang harus dipertimbangkan. Penggunaan pemberat yang cukup pada tali yang digunakan untuk penyelaman sangat berpengaruh supaya para penyelam tetap berada didekat tali penyelaman.
• Kejernihan air yang jelek atau butek seperti penyelaman yang dilakukan di dalam danau membutuhkan prosedur keselamatan yang lebih tinggi.
• Suhu air mempengaruhi dalam pemilihan baju selam (wetsuit) dan penggunaan pemberat.
• Kondisi permukaan air juga tidak dapat sepenuhnya diabaikan dan dapat mempengaruhi perilaku dari kondisi permukaan/sudut matahari yang rendah dan laut yang berombak dapat membuat Freediver yang berada di permukaan menjadi hampir tidak terlihat dan memerlukan pengawasan yang lebih ekstra. Pemakaian pelampung dengan warna cerah seperti Kunig, Oranye atau Merah.

6) Lepaskan snorkel dari Mulut Anda
Lepaskan snorkel dari Mulut Anda saat berada dalam air
• Saat Anda mencapai permukaan setelah melakukan penyelaman, hampir setiap hembusan kencang pada snorkel-lah yang menyebabkan terjadinya SWB (Shallow Water Black Out) jika penyelam telah mendekati tingkat maksimumnya. Saat berada di dalam air yang dalam, sisa udara di dalam snorkel akan mempersulit proses equalize dan ketika mulai mengalami kontraksi dapat menyebabkan tertelannya air melalui snorkel. Jadi jangan pernah melakukan penyelaman dengan posisi snorkel masih didalam mulut. Lepaskan snorkel dari mulut ketika Anda mulai melakukan penyelaman kebawah.

7) Jangan pernah mengeluarkan udara di dalam air atau menghembuskan napas dengan kencang pada saat berada di permukaan
• Mengeluarkan udara pada saat melakukan penyelaman dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize karena udara yang tersisa sangat sedikit. Sedangkan jika mengeluarkan udara pada saat surfacing dapat menyebabkan hilangnya daya apung dan oleh karena itu dapat menyebabkan surfacing yang mengakibatkan SWB (Shallow Water Blackout). Dengan terjadinya penurunan drastis dalam tekanan paru-paru, sisa cadangan oksigen di dalam darah akan masuk kedalam paru-paru dan bukan masuk kedalam otak sehingga menyebabkan SWB.

8) Jangan pernah menyelam tanpa tali-temali yang memadai dan bendera tanda penyelaman
• 'Keselamatan', tali sebagai garis penyelaman digunakan untuk menunjukkan jalan atau jalur penyelaman bagi penyelam dan juga dapat menjadi penanda bagi seorang buddy agar dapat mengetahui bahwa penyelam telah mencapai titik akhir tali dan telah berbalik untuk menuju ke permukaan.
• Hindari penggunaan perahu untuk menggantungkan tali penyelaman, yang harus digunakan adalah pelampung yang berwarna kuning, oranye atau merah agar mudah terlihat sebagai tanda adanya penyelam di permukaan air. Pelampung yang digunakan harus berukuran cukup besar sehingga tidak dapat mudah tenggelam saat tali diikatkan pemberat, bahkan jika ada dua penyelam yang naik bersamaan pelampung tersebut tetap bisa bertahan diatas permukaan air. Tujuannya adalah untuk membantu para penyelam tetap terapung serta menjadi tempat mereka beristirahat dan mengambil napas ketika ingin melakukan penyelaman.
• Tali penyelaman setidaknya harus memiliki tebal 10-12mms agar mudah dipegang secara baik, dan talinya berwarna putih. Tujuannya adalah sebagai petunjuk yang mudah terlihat saat melakukan surfacing vertikal dan melakukan penyelaman.
• Tali juga berfungsi sebagai pengaman. Seorang penyelam yang kehilangan Fin atau yang mengalami keram pada kaki dapat menarik dirinya ke permukaan dengan menggunakan tali penyelaman tersebut.
• Pemberat seberat 7kgs biasanya sudah cukup untuk digunakan sebagai pemberat tali sedangkan untuk Free Immersion, tergantung pada seberapa berat yang cocok digunakan sebagai pemberat, rata-rata mencapai 20kgs jika diperlukan.
• Perahu yang digunakan harus mengibarkan bendera 'Diver Below' setinggi 1 meter pada kondisi laut yang padat dengan aktifitas kapal lalu lalang.

9) Perhatikan jangka waktu istirahat yang benar saat melakukan penyelaman yang dalam / Selalu Menyadari akan bahayanya melakukan penyelaman yang dalam secara berkali-kali tanpa istirahat yang maksimal
• Jarak waktu istirahat tidak boleh kurang dari 5 menit setiap melakukan penyelaman yang dalam dan sampai 8 menit tergantung pada suhu air. Tujuan ini adalah untuk menyeimbangkan gas agar kembali menjadi normal. O2 dan CO2 / Asam laktat.
• Jika Anda melakukan sampai 85% atau lebih dari tingkat maksimum Anda atau Anda secara pribadi mencoba untuk melakukan beberapa penyelaman yang dalam, sangat mungkin Anda mengalami stress dan akan meningkatkan asam laktat yang dapat membahayakan pada penyelaman berikutnya.
Jangan pernah melakukan lebih dari 1 atau 2 kali penyelaman dalam (melebihi 35 meter) pada satu sesi.

10) Jangan pernah melakukan hiperventilasi
Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan dari aliran darah.
• Hiperventilasi adalah melakukan lebih dari 15 nafas yang dalam dan cepat dalam satu menit. Persiapan ini dilakukan hanya jika seorang penyelam mulai mengalami penurunan tensi dengan denyut nadi yang tinggi dan penurunan CO2. Ketidakseimbangan O2 dan CO2 dapat memperpanjang 'easy phase' (penahanan nafas sebelum mengalami kontraksi) penahanan nafas dengan mengorbankan 'struggle phase' (munculnya kontraksi saat menahan nafas) dan dapat menyebabkan SWB. Pernapasan yang baik memiliki tujuan sebagai berikut; memaksimumkan penyerapan O2 dan meminimalis denyut nadi. Hal ini diraih dengan perlahan, bernapaslah dengan tenang, fokus relaksasi dan konsentrasi, dan jangan berlebihan dalam melakukan hal ini.

11) Hindari berbalik badan terlalu cepat
• Terlalu cepat memutar balik badan pada akhir penyelaman atau air yang dalam dapat menyebabkan 'deep water blackout'. Hal ini lebih sering terjadi pada penyelaman yang sangat dalam di mana pergeseran darahlah yang menjadi faktor utama terjadinya pingsan. Selalu memutar balik badan Anda dengan relaks dan dengan menjaga posisi badan yang benar.

12) Jangan melihat kebawah pada saat melakukan penyelaman atau melihat keatas pada saat melakukan surfacing
• Leher yang memanjang pada saat melihat kebawah akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan equalize dan saat surfacing akan berpengaruh pada darah yang diperlukan untuk mengalir ke otak dan meningkatkan tekanan di daerah baro-reseptor pada leher yang akan mengirimkan pesan yang salah ke sistem saraf pusat yang dapat meningkatan detakan denyut nadi.
• Hal tersebut juga bertentangan dengan posisi yang relaks dan benar dalam melakukan penyelaman.

13) Jangan meningkatkan kecepatan Anda pada bagian akhir surfacing
• Menghemat gerakan sangatlah penting untuk menjaga O2 dan menjaga denyut nadi agar tetap rendah. Pada saat berada pada titik kedalaman berbalik badanlah secara perlahan, ketenangan dan penghematan tenaga sangatlah penting.
Selama melakukan surfacing, kecepatan haruslah selalu dijaga meskipun seluruh asam laktat mulai meningkat, tetaplah berusaha untuk santai.

14) Bahaya dari penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' (Empty Lung)
• Penyelaman dengan 'Paru-paru Kosong' adalah murni merupakan teknik yang sangat tinggi yang harus dipelajari dengan EXTREME secara berhati-hati dan di bawah pengawasan langsung dari instruktur yang berpengalaman untuk teknik ini.
Kerusakan parah dan mungkin kerusakan permanen atau kematian dapat terjadi jika salah melakukan teknik ini.
• Penyelam yang memulai penyelaman dengan O2 yang rendah bisa saja pingsan tanpa ada peringatan pada kedalaman di mana ia akan mengapung secara negatif. Jika dia tidak melakukan penutupan saluran pernafasan atau tenggorkan pada titik ini tekanan negatif di paru-parunya akan menyedot air kedalam dan penyelam akan tenggelam.
• Seorang buddy dengan paru-paru yang penuh harus menemani penyelam dalam melakukan seluruh penyelaman.
• Dengan keadaan paru-paru yang kosong jangan pernah melakukan penyelaman dengan menggunakan pemberat badan.

15) Jangan melakukan penyelaman setelah mengalami 'samba' atau blackout
• Setiap kategori dari 'Loss of Motor Control (LMC)' atau dalam bahasa Indonesia 'kehilangan kendali motor tubuh' menandakan bahwa sang penyelam harus menyadari bahwa ini merupakan tanda dari akhir penyelaman atau harus berhenti melakukan penyelaman untuk orang tersebut pada hari itu juga. Bibir yang membiru, menandakan penyelam harus menyadari bahwa penyelam sudah mencapai batasannya untuk hari itu. Dia hanya diperbolehkan untuk menyelam di tempat yang dangkal.

16) Berikan waktu yang cukup bagi tubuh Anda untuk beradaptasi
• Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kondisi baru dan kondisi ekstrim dari penahanan nafas yang berkepanjangan dan tekanan yang besar. Suhu di atas sangat dapat memperburuk masalah dan tidak dapat diperkirakan. Tubuh sangat fleksibel dan mudah dimengerti NAMUN sangat penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk beradaptasi dengan tingkat stres yang baru.
• Terburu-buru untuk menuju kedalaman lebih dalam atau tahan nafas berkali-kali dapat berakhir pada trauma fisik berat atau membuat mental menjadi 'terblokir'.
• Masalah seperti tinitis, edema paru, atau lainnya barotrauma paru, sinus, atau bahkan jenis tertentu seperti masalah jantung adalah penyebab dari 'mendorong udara' terlalu keras dan terlalu cepat.

17) Hindari sugesti yang negatif
• Hal ini dapat mengakibatkan stres dan oleh karena itu akan menyebabkan SWB.
Psikologi dari Freediving meneliti bahwa kekuatan sugesti sangat memepengaruhi mental penyelam dan bagaimana berpikir positif dan memberikan perintah yang benar dapat sangat membantu dalam meningkatkan kinerja penyelaman.

18) Jangan pernah menyelam saat kelelahan atau kedinginan
Dingin, kelelahan, kurang tidur, alkohol,  dan obat-obatan semua merusak kinerja dan kemampuan tahan nafas dan mempengaruhi seorang penyelam mengalami SWB. Salah satu gejala pertama dari hipotermia adalah kelelahan dan kinerjnya juga terganggu ditambah lagi asam laktat yang bertambah yang dapat mematikan. Segera setelah Anda merasa kedinginan maka kemampuan tahan nafas Anda pun telah berkurang. JANGAN PERNAH meremehkan rasa dingin ini.
• Hidung mampet jelas menyebabkan kesulitan melakukan equalize dan bahaya yang lebih besar adalah dapat memecahkan gendang telinga Anda karena Anda sudah tidak dapat merasakan equalize saat hidung mampet.

19) Makanan dan Hidrasi
• Disarankan untuk TIDAK melakukan freedive dalam waktu 4 jam setelah makanan berat seperti daging atau 2 jam setelah makanan ringan. Sebuah volume besar darah yang biasa membawa O2 ke otak sedang dialihkan ke sistem pencernaan. Gizi bagi seorang freediver adalah dapat memahami seluruh masalah dalam dirinya sendiri.
• Dehidrasi, dalam kasus ini dehidrasi disebabkan oleh beberapa faktor; akibat dari resdon aquatik tubuh manusia (produksi urin yang berlebihan), dengan membuang sebagian air dalam jumlah yang besar selama bernapas di permukaan.
• Air harus ada di setiap sesi penyelaman dan setiap penyelam harus selalu minum. Dehidrasi sangat meningkatkan risiko SWB dan sangat mempersulit dalam masalah equalize.

 20) 'KENALI DIRI ANDA'
FREEDIVER BUKANLAH atlet Super setiap hari atau dapat menyelam setiap harinya. Sangat penting untuk memahami kemampuan dan batasannya, "membuat hari terburuk Anda menjadi hari terbaik Anda” adalah sesuatu yang tidak dibenarkan bagi seorang freediver.
• Seorang freediver harus belajar untuk berkomunikasi dengan diri sendiri setiap saat dan untuk dapat mengetahui kapan harus memaksakan diri dan kapan harus memilih untuk mundur, untuk tahu kapan Ia menemukan alasan dan menjadi mental pemalas, dan benar-benar tahu akan keterbatasan PADA HARI TERSEBUT. Seperti mengetahui masalah pada gendang telinga karena trauma sebelumnya, awal dari demam atau flu, dan bagi wanita, mengetahui bahwa pada waktu ovulasi atau masa dia mungkin mengalami kesulitan equalize atau dengan sinus atau merasa benar-benar lelah.
Perilaku saat berada di Permukaan – Apa yang boleh dan Apa yang tidak boleh dilakukan
Saat kembali ke permukaan salah satu dari perilaku berikut ini dapat menyebabkan SWB:
• Pernafasan yang dipaksakan
• Mempertahankan diri pada posisi horizontal tanpa berpegangan pada apapun dalam kendisi berarus
• Berbicara

Prosedur yang benar:
• Bernafas dengan benar
• Pegangan pada tali atau pelampung
• Memberi petunjuk OK kepada teman Anda

Warm Up (Pemanasan) Penyelaman
Lakukan 2-3 penyelaman ditempat dangkal dengan kedalaman antara 10 meter selama lebih dari satu menit waktu penyelaman.

RESCUE (Pertolongan)
Jika penyelam yang dikawal melalui bagian terakhir dari penyelaman oleh pendamping penyelam yang kompeten, saat ia kehilangan kesadaran maka hanya perlu membawanya ke permukaan lalu melepaskan masker nya dan hembuskan udara secara perlahan kearah hidung dan mulutnya sebagai tanda dia sudah berada pada zona yang ada oksigen sambil memanggil namanya. Pada sebagian besar kasus cara diatas merupakan cara yang paling efektif dan cepat untuk menyadarkan penyelam. Jika dia tidak merespon dalam waktu 1 - 2 menit dia harus dikeluarkan secepat mungkin dari air ke tempat di mana dapat dilakukan CPR serta dapat diberikan pasokan oksigen yang memadai.

SANGAT PENTING UNTUK SEMUA FREDIVERS SEPENUHNYA DAPAT MELAKUKAN CPR ATAU PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DARI PEMBELAJARAN NEGARA ASAL MEREKA DAN OLEH OTORITAS YANG RELEVAN.

HINDARI MELAKUKAN FREEDIVE TANPA PENGETAHUAN ATAU EDUKASI YANG BAIK, AMBIL KURSUS FREEDIVE PADA INSTRUKTUR YANG BERKOMPETEN ATAU INSTANSI EDUKASI FREEDIVE.

Share this:

CONVERSATION

8 comments:

  1. selalu dibaca sebelum melakukan penyelaman!

    ReplyDelete
  2. bermanfaat skali tulisan ini... makasih yaa

    ReplyDelete
  3. Terimakasih freediverIndonesia untuk ulasannya tentang freedive.. sangat bermanfaat..

    ReplyDelete
  4. Stay far-off from 솔카지노 the large progressive slots with multi-million greenback jackpots, corresponding to Wheel of Fortune and Megabucks. “The casino’s take on these machines is way larger,” says Bluejay. “You’re taking a look at} losing an average of $500 an hour on Megabucks. Just remember that that|do not neglect that} the only means the machines can accumulate these large jackpots is to rarely pay out.

    ReplyDelete